Category Archives: Budaya

Rumah Zaman Kolonial = Tidak Canggih?

20141207_101826

Ya, saya suka dengan rumah-rumah jaman kolonial. Meskipun kadang orang melihatnya sebagai lambang penjajahan, sarang jurig, saya tetep aja suka. Bahkan saya berpikir kalau nanti bikin rumah sendiri, bakal bikin replika atau setidaknya banyak ngambil gaya-gaya rumah kolonial.

Banyak yang bingung ketika saya bilang saya suka dengan rumah-rumah kolonial. Yang sering jadi omongan adalah “ngapain ingin yang kayak gitu, jadul, ga matching sama jaman serba canggih kayak sekarang.” Sebenarnya kalau kita lihat, telaah dan perhatikan lebih dalam, rumah-rumah tua sarang jurig ini sebetulnya lebih canggih dari kebanyakan rumah sekarang.

Rumah kolonial biasanya punya fitur yang khas : pintu dan jendela yang besar. Bagi kebanyakan orang, pintu dan jendela besar ini untuk mengakomodasi bule-bule Belanda yang emang lebih besar dari orang Indonesia. Padahal bukan (hanya) itu. Pintu dan jendela-jendela besar itu sengaja dibuat sebagai jalan angin masuk, dan pada akhirnya membantu sirkulasi udara dan menyejukkan isi rumah.

Nah, konsep pintu rumah sebagai alat ventilasi ini menemukan bentuknya yang paling canggih dalam Dutch Door. Pintu ini dibagi secara horisontal ditengah-tengah, sehingga bagian bawah bisa ditutup sementara bagian atas tetap terbuka. Asalnya pintu ini dibuat untuk menjaga supaya binatang atau anak kecil bisa dijaga supaya tidak keluar masuk rumah sembarangan, tanpa menutup aliran udara. Ternyata, selain menjaga binatang dan anak kecil, pintu bawah yang tertutup juga bisa menahan debu jalanan masuk ke rumah.

Dutch Door
Dutch Door

Itulah kenapa ketika kita masuk ke dalam rumah kolonial, kita akan merasa udara di dalam lebih sejuk/tiis dibanding udara di luar. Selain bukaan rumah (pintu dan jendela) yang besar, lubang ventilasinya juga bejibun. Taman luas disekeliling, atau minimal depan dan belakang rumah. Lalu jarak antara lantai dengan plafon, juga loteng yang terhitung besar. Jauh sebelum orang-orang ribut mencari alternatif menyejukkan rumah tanpa AC, rumah-rumah jadul ini sudah menerapkan jawabannya.

 

Jadul-jadul juga canggih, kan? 😀

Kami (sangat) Rindu Juara, Kami Kini Juara

20141107_215301

Coba bayangin, kalo ada sebuah hari dimana dari jam 1 siang sampe ba’da isya itu hujan, dan posisi kita saat hari itu berada di suatu kota pegunungan, apa yang akan kira-kira kita lakukan? leyeh-leyeh. makan mi baso. ngopi. yang jelas selama males keluar rumah.

Tapi, pada hari Jum’at malam yang basah, berangin, dingin ini orang-orang keluar rumah, berdiri dipinggir jalan, ada juga yang malah buka baju dan keliling-keliling naik motor, main kembang api, geber-geber knalpot, dan teriak-teriak. hal apa yang bisa bikin masyarakat satu kota, metropolitan pula, mendadak jadi gila kayak gini?

Jawabannya satu : Persib Juara Liga.

Sebetulnya wajar aja sih. Terakhir Persib juara liga, itu tahun 1995. It’s a very long time…Makanya euforia masyarakat kerasa banget. Mungkin euforia proklamasi kemerdekaan dulu tuh rasanya kayak gini juga. Begitu pertandingan selesai emosi meluap semua. Banyak yang berpelukan. Banyak yang nangis terharu.

Saya juga terharu, tapi bukan (cuma) karena pertandingan yang dramatis abis. Tapi ketika saya pulang dari tempat nonton bareng, belum berapa ratus meter udah terlihat orang-orang yang keliling dengan motor sambil mainin klakson. Karena kebiasaan, jalur pulang saya lewat ke Jalan Asia-Afrika. Ternyata, di Simpang Lima, orang-orang udah berkumpul disitu, Salaman, pelukan, teriak “Juara! Juara!”. Dan bukan cuma satu kumpulan, banyak. Dan dalam keadaan macet-macet begitu, banyak bobotoh dan warga sekitar saling tos, salaman, meskipun mereka baru ketemu saat itu juga. dan semuanya larut, akrab. Cukup angkat tangan sedikit sambil jalanin motor pelan-pelan orang-orang di pinggir jalan semua menyambut.

20141107_220642

Di depan hotel Savoy Homman dan Alun-alun, suasana lebih gila lagi. Didepan kantor Pikiran Rakyat banyak bobotoh yang joget diiringi musik Rock n Roll, dan tanpa pakai baju. Mobil-mobil bergiliran gerung-gerung knalpot, dan setiap giliran mereka selesai semua yg berkumpul bertepuk tangan meriah. Syal, baju, panji, semua diayun atau dikibarkan. Dan klakson pun dimainkan seirama : tet tetet tet teet…

20141107_221754

Karena Alun-alun stuck maka saya sengaja belok ke jalur yang lebih sepi biar cepat sampai rumah dan iseng liat keadaan bagian kota yang lain. Ternyata setiap ruas jalan dikuasai oleh konvoi-konvoi motor. Di setiap stopan/persimpangan, mereka berhenti dulu ditengah-tengah, nyanyi-nyanyi dan teriak-teriak “Juara! Juara!”. Dan warga berkumpul dimulut-mulut gang atau jalan-jalan kecil. setiap ada konvoi manapun yang lewat, konvoi itu berhenti. warga dan peserta konvoi semua bersorak, bersalaman atau tos, nyanyi yel-yel Persib, lalu konvoi itu berlanjut pergi. Dan terus berulang.

Buat yang bilang kalau Bandung itu udah berubah jadi kota metropolitan yang warganya saling ga peduli, anda salah. Dan saya sudah buktikan itu di perjalanan pulang malam ini.

 

HIDUP PERSIB!!!!

 

-Bandung, 7 November 2014

Keliling Ke Kawasan Pewayangan

Sewaktu ngaleut akhir taun 2012 kemaren, kita sempet muter-muter disebuah kawasan yang penuh dengan nama yang terkadang susah disebut. Nama jalannya emang peninggalan jaman belanda, tapi bukan bahasa belanda. kawasan apakah itu? Kawasan pewayangan!

Kawasan pewayangan bukan berarti isinya wayang ato dalang semua. tapi itu tadi, nama jalannya diambil dari tokoh-tokoh ato tempat dicerita pewayangan. Membentang dari Jln. Pasir Kaliki terus ke barat sampai menjelang Bandara Husein Sastranegara, Dari Jalan Pasteur sampai menjelang rel kereta api yang membelah Bandung. Dan nama-nama jalannya adalah…

Pandu

Pandu ini, adalah seorang seorang pangeran dari kerajaan Kuru/Hastinapura. Nama Pandu sendiri berarti “pucat” karena ceritanya Pandu ini kulitnya memang pucat. Pandu menikahi Kunti, putri raja Kuntibhoja dan Madri, putri raja Madra.

Menurut cerita asli Mahabharata, Pandu ketika sedang berburu ke hutan ga sengaja memanah seorang Resi dan istrinya sampai mati. Si Resi yang sekarat mengutuk Pandu agar kelak dia meninggal kalo make love sama istrinya (kejam, memang). Kunti yg kebetulan punya ilmu manggil dewa akhirnya manggil para dewa untuk minta anak. Dari dewa Dharma mereka dapat Yudhistira. Dari dewa Bayu mereka dapat Bima. Dan dewa Indra membari mereka Arjuna.Kunti juga ngasih kesempatan ke Madri untuk memanggil dewa. Maka Madri pun memanggil dewa Aswin, yang ngasih anak kembar, Nakula dan Sadewa. kelak, para anak Pandu ini dikenal dengan sebutan Pandawa.

Samiaji

Artinya adalah “menghoramati orang lain bagai diri sendiri”. Ini sebenernya nama julukan untuk Yudhistira, Pandawa paling sulung. Yudhistira digambarkan sebagai orang bijaksana, penyabar, jujur, penuh percaya diri. Diantara sodara-sodaranya, Yudhistira paling jago soal ilmu tata negara, agama, dan hukum. Yudhistira juga terampil menggunakan tombak dan kesaktian batin (versi pewayangan jawa)

Kresna

Kresna ato Krishna, aslinya titisan Dewa Wisnu. Ketika perang antara Pandawa dan Kurawa berkecamuk, dia menawarkan ke kedua belah pihak, dia ato tentaranya. Kurawa memilih tentara Kresna, yang jumlahnya ribuan, sedangkan Pandawa memilih Kresna. Kresna pun menjadi penasehat perang bagi Pandawa dan menjadi kusir kereta perang Arjuna.

Bima

Siapakah orang yang paling banyak makan dan paling kuat diantara Pandawa bersaudara? Bima orangnya! kata “bima” sendiri dalam bahasa Sansekerta berarti “mengerikan”. Saking kuatnya, Bima pernah menggendong Kunti dan keempat saudaranya sekaligus lalu lari sejauh 72 mil sewaktu terjadi percobaan pembunuhan oleh para Kurawa. Menurut kitab Mahabharata kekuatan Bima setara 70 gajah. Bima juga jago menggunakan senjata gada.

Samba

Bukan tarian ato musik afro-brazil loh ya. Tapi Samba disini itu anak dari Kresna. Samba ini menikah dengan Laksana, Anaknya Duryodhana. Aslinya ada sayembara yg diselenggarakan buat mencari calon suami untuk Laksana. Ga mau ribet, Samba menculik Laksana. Samba pun dipenjarakan. Akhirnya dengan bantuan Baladewa, Samba dibebaskan dan dimaafkan, dan akhirnya dinikahkan dengan Laksana.

Ugrasena

Ugrasena adalah seorang raja dari kerajaan Mathura, sebuah kerajaan yang unik. kenapa unik? Karena kerajaan ini menganut sistem semi-demokrasi. Anak-anak dari raja Mathura tidak mutlak jadi pewaris tahta, karena raja Mathura dipilih oleh rakyat.

Arjuna

Arjuna adalah putra ke-3 dari Pandu. Digambarkan ganteng dan jago panah, Arjuna adalah ksatria unggulan dari pihak Pandawa.Dia punya senjata super sakti pemberian Dewa Siwa, yaitu panah Pasupati.Ia juga menerima ajaran Bhagawadgita atau “Nyanyian Dewata”, yaitu wejangan suci yang disampaikan oleh Kresna kepadanya sesaat sebelum Bharatayuddha berlangsung karena Arjuna mengalami keragu-raguan untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang Ksatria dimedan perang.

Rama

Rama ini seorang raja legendaris dari zaman sebelum Mahabharata. Dia adalah putra raja Dasarata dari kerajaan Ayodhya. Yang paling terkenal dari cerita Rama adalah ketika dia menyelamatkan istrinya, Sita (versi jawa menyebutnya Shinta) dari Rahwana. Dalam perjalanannya mengejar Rahwana, Rama sampai ke suatu daerah yang dihuni oleh para wanara, ato monyet, yang dipimpin oleh Sugriwa. Sugriwa setuju untuk membantu Rama.

Ketika sampai di laut yang membatasi Kerajaan Alengka dimana Sita ditahan, Rama memerintahkan para wanara untuk membangun jembatan. Konon, formasi bebatuan antara Srilangka dan India adalah bekas jembatan yang dibangun oleh Rama.

Sinta

Sinta ini diambil dari pewayangan versi jawa. Versi aslinya bernama Sita. Ia merupakan istri dari Rama, dan dipercaya sebagai titisan dari Dewi Lakshmi, dewi keberuntungan. Sita dianggap sebagai anak dari Raja Janaka, meskipun bukan anak biologis.

Jadi ketika sedang paceklik, Janaka mengadakan suatu upacara kesuburan. Ketika sedang melakukan upacara, mata bajaknya menbentur peti yang ternyata berisi bayi. Bayi itu pun diangkat jadi anak dan dianggap sebagai titipan pertiwi.

Dasarata

Ayah dari Rama. Dalam cerita Ramayana dia digambarkan sebagai Raja yang tiada tandingannya, Besar lagi pemurah, Angkatan perangnya tidak pernah kalah dalam perang apapun.

Ayudia

Pengindonesiaan dari nama Kerajaan Rama, Ayodhya.

Barata

Barata (atau Bharata) adalah tokoh protagonis dari wiracarita Ramayana. Ia adalah putera prabu Dasarata dengan permaisuri Kekayi, dan merupakan adik Rama. Konon Bharata adalah raja dari golongan Suryawangsa yang sangat baik dan bijaksana setelah Rama.

Wibisana

Wibisana adalah adik kandung Rahwana yang menyeberang ke pihak Sri Rama. Dalam perang besar antara bangsa Rakshasa melawan Wanara, Wibisana banyak berjasa membocorkan kelemahan kaumnya, sehingga pihak Wanara yang dipimpin Rama memperoleh kemenangan. Sepeninggal Rahwana, Wibisana menjadi raja Alengka. Ia dianggap sebagai salah satu Chiranjiwin, yaitu makhluk abadi selamanya. Dalam pewayangan Jawa, Wibisana sering disebut dengan nama lengkap Gunawan Kuntawibisana. Tempat tinggalnya bernama Kasatrian Parangkuntara.

Aruna

Kalo ngeliat Mitologi Hindu, Aruna adalah kusir Dewa Matahari, Surya. Ia merupakan putera Dewi Winata dan Bagawan Kashyapa. Namanya dalam bahasa Sanskerta memiliki arti “yang bersinar kemerah-merahan”. Oleh umat Hindu, Aruna dipandang sebagai sinar merah yang bersinar di ufuk timur pada pagi hari, di saat para pendeta melakukan Suryasewana. Ia dipercaya memiliki kekuatan spiritual.

Baladewa

Baladewa adalah kakaknya Kresna. Saat dia masih dalam kandungaan, Kamsa, kakak dari Ibu Baladewa, Dewaki, bersumpah akan membunuh setiap anak Dewaki. Secara ajaib janin Baladewa berpindah ke Rohini, sehingga Baladewa pun selamat dari pembunuhan.

Sebetulnya masih banyak jalan yang memakai nama dari cerita pewayangan. tapi karena keterbatasan referensi dan waktu segini dulu saja, mungkin nanti dilanjut ke part 2. hohoho 😀

 

Carpe Diem!!!

Komik Indonesia, Ga Kalah Paten Sama DC Atau Marvel

I’m a comic lover. meski belum sampe ke taraf otaku sih, tapi yaa senenglah sama komik. Selera pribadi sih lebih seneng sama komik eropa dibandingkan Manga Jepang atau Komik superhero dari Amerika. Bukan berarti yang dua itu ga seneng, tapi boleh dong punya kesukaan? 😀

Kesukaan sama komik eropa ini juga sebenernya karena dari kecil dikenalin sama Lucky Luke, Smurf, Asterix, Tintin dan baru kenal komik jepang waktu baru masuk SD….itupun Candy-Candy. Baru setelah itu tau kalau Doraemon itu ada komiknya (parah), baru mulai baca manga macem Detective Conan dkk. Baru waktu SMP dipinjemin komik superhero DC dari temen.

Semenjak kelas 6 SD selalu ikutan ekskul Comic Club di sekolah. Dan waktu itu sempet nanya ke temen yang penggila komik “kalo orang Indonesia pernah bikin serial komik macem doraemon gitu ga sih?” karena sampe detik itu belum pernah liat komik indonesia berbentuk buku, paling juga komik strip ato paling banter komik petruk ketemu kuntilanak bikinan Tatang S. yang bisa dibeli seharga 500 perak di tukang maenan.

Dia bilang “ntar liat minggu depan”. dan begitu minggu depan, dia bawa SETUMPUK komik Indonesia dari mulai Jang Emqi (terbita Daarut Tauhid), Legenda Sawung Kampret, komik-komik budi pekerti buat anak-anak, dan yang paling fenomenal, Komik Mahabarata bikinan R.A. Kosasih. Dia juga bawa buku “14 jurus membuat komik” yang dibuat sama komikus Indonesia juga.

Masih dalam keadaan penasaran sama komik Indonesia, kebetulan liat majalah Hai edisi Comic Heroes (oktober 2004) dan ternyata ada bahasan tentang superhero dari Indonesia. Mantap! ternyata komik Indonesia (dulu) ga kalah paten sama komik DC ato Marvel!

Mungkin ada yang belum tau, jadi sekalian aja ya gue tulis disini…sebagai pengingat kalo komik Indonesia pernah begitu berjaya. dan Mari kita mulai dari…

Si Buta dari Goa Hantu

Jujur, dulu cuma tau filmnya doang. Tapi ternyata tu film diangkat dari serial komik silat legendaris buatan Ganes TH, yang terbit pertama kali tahun 1967.

Ceritanya, si buta ini aslinya bernama Barda Mandrawata. Dia ini aslinya pendekar biasa, bisa ngelihat pula, yang disaat dia mau menikah kampungnya diserang sama seorang pendekar kejam yang namanya Mata Malaikat. Dia ini sebenernya buta, tapi sakti mandraguna. hampir satu kampung itu dia bantai. Badra selamat, tapi ayah dan calon istrinya nggak. Dia diberitahu oleh ayahnya yang sekarat, kalo si Mata Malaikat tuh punya pendengaran yang super-tajam yang bikin dia bisa ngelacak gerakan orang.

Ingin ngalahin Mata Malaikat, Barda pun nekat membutakan matanya sendiri dan akhirnya bisa ngalahin Mata Malaikat. baru aja selesai ngalahin Mata Malaikat, Barda diserang sama pendekar misterius bernama Sapu Jagat, dan dia jatuh kejurang. Ternyata dibawah jurang tersebut ada goa yang di huni oleh ular raksasa. Barda ngelawan ular tersebut, dan akhirnya berhasil menang.

Gua tersebut ternyata dipenuhi ukiran-ukiran jurus silat yang diukirkan oleh seorang pertapa. Barda pun mempelajari jurus-jurus tersebut, dan bertahan hidup dengan daging ular raksasa yang dia keringkan, sementara kulitnya dia jadikan pakaian. Setelah jurus-jurus itu dia kuasai semua, Barda pun berkelana untuk memerangi kebatilan, ditemani lutung peliharaannya, Wanara.

Gundala
Jagoan bikinan Hasmi ini bentuknya rada mirip sama Captain America dan The Flash. tapi untuk urusan power, dua jagoan amerika itu kudu bertekuk lutut sama Gundala. Apa pasal? karena Gundala ini bisa ngeluarin petir dari tangannya!

Gundala ini asalnya cuma insinyur geek yang bernama Sancaka. Dia ini berhasil menemukan suatu serum kebal petir. Karena terlalu konsentrasi samas penemuannya, dia lupa sama ultah pacarnya, dan akhirnya putus. Saking galaunya dia lari ditengah hujan dan kesamber petir.

Disaat koma karena kesamber petir inilah dia ditolongin sama Kaisar Kronz, raja kerajaan petir. Dia diangkat sebagai anak dan diberi kemampuan bisa ngelaruin petir dari tangannya. Dia juga diberi kekuatan dapat berlari secepat angin dari Raja Taifun, Raja dari Kerajaan Bayu.

Sebetulnya masih banyak superhero Indonesia lain yang belum disebut. Godam, Panji Tengkorak, Sembrani, Aquanus, Caroq dan masih banyak lagi. tapi karena keterbatasan info jadi belum gue tulis, mungkin tulisan ini bakal ada part 2 nya 😀

 

Carpe diem!

Carnaby Street, sir…

karena beberapa hari ini playlist lagu di komputer dipenuhi lagu-lagu dari jaman British Invasion dan sedikit diskusi soal sub-culture taun 60’an bareng kobopop, saya iseng browsing-browsing soal Hippies, Mods, Swinging London, dll. ada berapa hal menarik, salah satunya adalah Carnaby Street di London.

“London! you know, fish, chips, cup of tea, bad food, worse weather, Mary Poppins…London!”
-Abraham “Cousin Avi” Denovitz,  Snatch (2000)

Carnaby Street itu nama suatu jalan di London, yang dikhususkan untuk pejalan kaki, dan disana terletak banyak butik, toko baju, cafe dan lain-lain. Ikon kota London dalam hal fashion dan lifestyle, ya Carnaby Street ini.

Carnaby Street

Asal-muasal Carnaby street ini bisa dirunut dari tahun 1683. Pada tahun itu didirikan sebuah rumah, yang dinamakan “Karnaby House” yang letaknya disebelah timur daerah Carnaby Street. Carnaby Street sendiri baru dibuat sekitar tahun 1685, dan jadi permukiman tahun 1690. Tahun 1820, dibuatlah sebuah pasar di Carnaby Street.

Di tahun 1934, Florence Mills Social Club didirikan oleh Amy Ashwood dan Sam Manning. Ini adalah Jazz club yang jadi tempat nongkrong aktivis Pan-Afrikanisme. Disusul oleh Butik pertama, His Clothes, yang didirikan oleh John Stephen pada tahun 1958. Lalu bermunculanlah butik-butik lain disepanjang Carnaby Street.

Carnaby Street era Swinging London

Di Era Swinging London, Carnaby Street jadi tempat-nongkrong-paling-gaul-se-London-bahkan-Inggris bagi kaum muda-mudi (beuh bahasanya 😀 ) jaman itu. Mau Hippie, mau Mods, semua tumplek disana. Butik-butik independen (kalau zaman sekarang mungkin semacam factory outlet, distro dan semacamnya) berderet dari ujung ke ujung. Para desainer pun banyak yang bermarkas disana, dan club-club musik underground bertebaran disekitarnya.

Saking hype-nya, majalah Time memuat edisi tentang Swinging London pada tanggal 15 April 1966 dan Carnaby Street jadi cerita utama.

Cover majalah Time tentang Swinging London

Oktober 1973, Dewan kota London memutuskan bahwa Carnaby Street dikhususkan untuk pejalan kaki. Sampai sekarang, Carnaby Street masih jadi tempat nongkrong utama, tentunya dengan mode-mode terupdate 😀

Yang jadi pertanyaan, kapan dong jalan Braga dibuat jadi kayak gini?

 
Carpe diem!

note:

situs resmi Carnaby Street – http://www.carnaby.co.uk/index.cfm